Di antara sebab-sebab seseorang mendapatkan hidayah adalah:
1. Bertauhid Seseorang yang menginginkan hidayah Allah, maka ia harus terhindar
dari kesyirikan, karena Allah tidaklah memberi hidayah kepada orang yang
berbuat syirik. Allah berfirman yang artinya “Orang-orang yang beriman dan
tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kesyirikan, mereka itulah yang
mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
(QS. Al-an’am:82).
2. Taubat kepada Allah Allah tidak akan memberi hidayah kepada orang yang tidak bertaubat
dari kemaksiatan, bagaimana mungkin Allah memberi hidayah kepada seseorang
sedangkan ia tidak bertaubat? Allah berfirman yang artinya “Sesungguhnya Allah
menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat
kepada-Nya”.
3. Belajar Agama Tanpa ilmu (agama), seseorang tidak mungkin akan mendapatkan
hidayah Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya
“Jika Allah menginginkan kebaikan (petunjuk) kepada seorang hamba, maka Allah
akan memahamkannya agama” (HR Bukhori)
4. Mengerjakan apa yang diperintahkan dan menjauhi hal yang
dilarang Kemaksiatan adalah sebab seseorang dijauhkan dari hidayah. Allah
berfirman yang artinya “Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran
yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi
mereka dan lebih menguatkan (iman mereka), dan kalau demikian, pasti Kami
berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi Kami, dan pasti Kami tunjuki
mereka kepada jalan yang lurus.” (An-nisa: 66-68).
5. Membaca Al-qur’an, memahaminya mentadaburinya dan
mengamalkannya Allah berfirman yang artinya “Sesungguhnya Al Quran ini memberikan
petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus” (QS. Al-Isra:9)
6. Berpegang teguh kepada agama Allah Allah berfirman yang artinya “Barangsiapa yang berpegang teguh
kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan
yang lurus.” (QS. Ali-Imron:101).
7. Mengerjakan solat Di antara penyebab yang paling besar seseorang mendapatkan hidayah
Allah adalah orang yang senantiasa menjaga sholatnya, Allah berfirman pada
surat al-baqoroh yang artinya “Aliif laam miim, Kitab (Al Quran) ini tidak ada
keraguan padanya dan merupakan petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.” Siapa mereka itu, dilanjutkan pada ayat setelahnya “yaitu mereka
yang beriman kepada hal yang ghoib, mendirikan sholat dan menafkahkah sebagian
rizki yang diberikan kepadanya” (QS. Al-baqoroh:3).
8. Berkumpul dengan orang-orang soleh Allah berfirman yang artinya “Katakanlah: “Apakah kita akan
menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan
kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita
dan (apakah) kita akan kembali ke belakang, sesudah Allah memberi petunjuk
kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh syaitan di pesawangan
yang menakutkan; dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan-kawan yang
memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan): “Marilah ikuti kami.”
Katakanlah:”Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan
kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam.” (QS.
Al-An’am:72). Ibnu katsir menafsiri ayat ini, “Ayat ini adalah permisalan yang
Allah berikan kepada teman yang sholeh yang menyeru kepada hidayah Allah dan
teman yang jelek yang menyeru kepada kesesatan, barangsiapa yang mengikuti
hidayah, maka ia bersama teman-teman yang sholeh, dan barang siapa yang
mengikuti kesesatan, maka ia bersama teman-teman yang jelek. “
Rujukan : http://abu-hendar.blogspot.com/search/label/Tazkiyyatun%20Nafs
No comments:
Post a Comment